Tuesday, September 16, 2014

Puis2


Wandin Muhamad
19hb Jun · 2014
Salahkah

Salahkah aku wahai bintang malam
kalau sesekali merenung matamu
lalu ku uli gandum kisah lallu
menjadi arca yang kaku

Salahkah aku wahai bintang malam
sesekali bersuara tanpa kata
azam tanpa niat
jatuh tanpa sedar
lalu ku bangun kembali melentun diri

Salahkan aku wahai bintang malam 
sesekali merayu....merintih..mengalirkan air jernih
lalu berlagu dengan bahasa sendiri
yang hanya Allah yang mengerti

Salahkah aku wahai bintang pada malam yang tua
bermanja..bermimpi..bermesra...bersendu..
dalam lena sendiri

Salahkah aku wahai sang bintang...
dalam rintitan semalam
ku bangun atas tangan sendiri
dan menjadi diri sejati

Wandin Muhamad
25hb Mei
Lagi lagi

Lagi-lagi diriku terkurung
Dalam ilusi perasaan yang tak mampu ku hitung
Ia datang bagai burung
Menyongsong murung dan rundung
terasa diri terbakar rentung
tergolek terbalik bagai tempurung

Padahal telah lama ku pendam
Mati terkubur di lubuk hati terdalam
melawan arus yang tak pernah padam
Aku terus kalah dialam terendam
walau hati terus bangun tanpa diam
melepaskan belenggu sengsara penuh kelam
merempuh gelita dan gelap malam

Hidup ini perlu berubah
kepada tahap dimana kita tidak terasa bagai pesalah
yang resah gelisah susah rebah
atau yang sukar terasa semuanya payah
perubahan itulah yang membuat hilang kamus menyerah
hidup adalah satu perjalanan yang terarah
polanya kitabullah
dan hala tujunya adalah Allah
apabila visinya telah kita tambah
menjadi kompas perjalanan penuh hikmah
Kita pun jadi senang yang payah terasa mudah
gapailah rahmah
raihlah maghfirah
mohonlah taubah
nikmat melimpah
kerana Allah memang amat pemurah.......

Pagi :Jala

Wandin Muhamad
Selamat hari lahir Nik RD.
.Semuga sihat selamat dan bahagia,,,

dalam sebaldi benci ada setitik rindu
dalam seguni marah ada seuncang reda
dalam semarak api ada juga rintitan hujan
dalam secupak dendam ada seinci pasrah
dalam selaut sebak ada sesekali ombak beriak
cuma satu yang tak pernah surut dihati
kisah semalam sewaktu ijazah ditangan berhemburan jatuh
melihat ada yang sedang mendodoi bayi
3 tahun dalam pembohongan..
siapa engkau ini
sejuknya darahmu membunuh masa depan orang lain
bukan sedikit hidup ini dibuai kesah
tapi cerita denganmu aku jadi rebah
taukah NRD..
sampai hari ini aku masih belum bangun..
rebah patah bersembah darah
pun perjalanannya telah jauh
senyum yang dibuat
dengan hati berbalut duri
walau berkali kau meminta menebus kesalahan
aku bukan penari
yang bisa berdendang atas pecahan kaca
dihari jadimu
hujan mengalir lesu
membuat aku terpaku
luka yang dulu parah lagi
dalam deraian hujan lebat dihati
ku gagahi tangan
Selamat hari jadi mu
semuga panjang umur
sehat selalu

Hujan hati dimuara pilu
Yala
20 april.....14

Wandin Muhamad
Puisi tahun baru untuk Nik RD

Sudah sekian lama bulan suram
mentari pudar
bintang tak tentu hala memusing cakrawala
dah puluhan tahun musim datang dan hilang
namun,serpihan pilu
tetap menjadi peluru dan merobek jantungku
dan kini
Kita sama dirogol dendam
atas suatu paksaan yang tidak Kita relakan
sungguh...
tidak ada satu hari pun bayang bayang itu
tidak mengusikku
lalu Aku bertanya sendiri mau kemana Aku
dan mau kemana kamu
dulu aku pernah mengatakan
terimalah pendatang baru kehidupanmu
tapi kamu menolak untuk menebus kesilapan
sungguh
dendam bertahun begitu pejal
rebah kelmarin sampai hari ini
dalam perjalanan tanpa hati
ku gagahkan kaki
antara duka dan berpura ceria
sms mu pagi dan malam
membuat Aku hilang pertimbangan
tahun baru yang menjelang
Aku masih kerebahan


16hb Disember 2013
Berputar kembali

Kenapa...
kenangan itu tak pernah luntur dari lubuk rasa..
walaupun Ku tahu ia menjerut hati.
masa tidak pernah membuang memori silam..
kadang kadang Aku menyalahkan diri sendiri..
yang mudah rebah pada kata pada lingguk bicara..
sesalmu tidak pernah merawat luka.
rebah kali itu membuat Aku tak bisa bangun
sengaja ku balut senyum dengan kain derita
sengaja ku bungkus ceria dengan kertas luka
walaupun Aku tahu..
bodahnya diri..
apakan daya..
parut itu terlalu dalam
kerana sampai hari ini pun 
bisanya masih membara

Kembanglah layar

Kita hadir disini
 
Membawa arca cinta pada bahasa pada bangsa
Dan jati diri yang mesti diperkasa
Berbanggalah andai cinta itu melewati besarnya gunung
Melintasi luasnya semudra rasa
Melewati garis dan jalur masa
Tak luntur dek hantam tak hancur dek ribut kencang
Tak reput dek arus gelombang dunia tanpa jurang
Kitalah awang pemuja dan pencinta itu
Kita nyanyikan lagu sayang
Kita dindang tabuh irama kasih
Pada bahasa se ayu salju
Gemercingkan bicara syahdu tu dengan rasa cinta penuh makna
Kerana cintalah besi kharsani menjadi lunak
Cinta bisa menghancurkan pejalan batu
Cinta menjadikan mayat bisa berjalan
Cinta bisa menjadikan hantu seorang maknusia
Jangan mencintai bahasa seperti memuja sekuntum bunga
Kerana bunga pasti layu pabila angin dan musim berlalu
Jangan juga seperti mencintai sang ratu
Kerana ratu pun pasti renyut kecut dan reput
Berucaplah dalam bahasa terindah
Berantaupulaukan system bahasa
Berpaksi pada pembentukan dan morfologi
Halus bahasa celik peribahasa
Didayukan dengan getaran sastra indah manja mempesona
Dalami..gali ..uli cangkul dan sebati
Menyingkapi budaya bahasa sampai keakar umbi
Itulah dirimu.itulah tubuhmu.itulah nuranimu.itulah asal usulmu
Jangan lagi bertapak pada telapak usang dan gersang
Melangkahlah dengan jangkauan bijak
Andai mau menjadi burung terbang
Jangan lagi menjadi ayam berpanjangan
Wangi bahasa
Kita hidu harum semerbak dengan nafas dalam
Kita konyah aksaranya kelubuk makna
Aruma bahasa ..Kita salami indahnya
Meluas seintiro dunia..segar pesona budaya kata bicara
Kita mesti satu tangan jadi satu kekuatan
Kerana setiap langkah adalah nadi nadi kehidupan
Dan hidup adalah masa depan ..kamulah pewarnanya..
Sudah lama mata kita digenangi banjir
Mengingati hari hujan malam kelam suram
Dan hari ini..setelah mentari pulang
Kita tersenyum menikmati tetes tetes air
Semuga sejarah hari ini akan melukis sinar malam malam mendatang
Setia menemani embun dan rerumput dikaki langit
Walaupun Kita datang agak terlewat
Tapi pilihlah untuk setia
Pagi petang kita siram
Tanahnya kita gembar gembur subur 
biar rerumput hijau membikau
Benihnya sentiasa ditabur
Tumbuh menjadi lambaian pulau hijau
Bersama sang bayu dan gerimis menjadi teman
Wangi bahasa..kita hidu harumnya semerbak dengan nafas dalam
Aruma bahasa…kita salami indah syahdunya
Hari ini kembang layarnya telah terbuka
Kenapa lagi masih lalai dtepi rimba
Kenapa lagi masih panik dipinggir sungai
Masih ngeri lalu keliru pada bayang sendiri
Kenallah asal usul mula
Kita punya diri harga peribadi punya peradaban
Punya kebenaran punya keagungan
Yang lupa kembangkan seribu sedar
Pulang pulih seperti adat zaman mula
Asal muara pulang kesamudra
Asal laut pulanglah pada gelombang
Asal sirih dan pinang pulanglah pada agang dan tapoknya
yang bisa yang pedih kita tawarkan
yang sejuk membedi ketar gementar kita panaskan
yang lemah lengoh lumpuh bertempuh kita tepung tawarkan
Jangan lagi siapapun juga menggoda atas sifat anak adam
Pulang puleh seperti adat zaman mula
Dengan tertubuhnya dewan bahasa dan pustaka melayu
Dengan berkat kata la ila ha illallah
Oh hu oh hu…fuh




No comments:

Post a Comment