Sunday, May 26, 2013

Perut Buncit..Anda buncit ke...


Kelmaren pagi pergi kat Syarikat Toyota...jumpa seorang kawan ...langsing tubuhnya..lalu Saya tanya..
hai apa ilmu Awak pakai...perut langsing..tak buncit langsung...Kawan tu jawab,,nak jaga badan apalagi perut tak buncit paling senang


Bangun pagi..mandi dulu...barulah makan..
jangan sekali kali..makan dulu baru mandi..ingat..mandi dulu ..baru makan..siapa pun tak akan buncit perutnya,,,,,hah..senang sekali...betul...betul...betul.....

Sunday, May 19, 2013

Teknik mendidik Anak Cara Islam


Cara Didik Anak Menurut Islam

Masa buka fb jumpa nih. Rasa sesuai sangat untuk di kongsi. Jadi akak pun kopisusukan letak kat blog nih untuk bacaan semua. Harap-harap dapat la manafaat dari kongsian nih ya senahhhhh......
1) Jangan pukul anak dari lutut keatas
2) Jangan gunakan tangan/anggota tubuh kita utk memukul anak dengan tangan dan jangan sesekali men
... mpar anak pakai tangan kita. nanti anak jadi bertambah degil dan nakal dan tak boleh control
3) Rotan/pukul anak di telapak kakinya . Secara saintifiknya ada kaitan dengan refleksologi dan merangsang ke bahagian otak


...Sabda Rasulullah s.a.w.
“Berguraulah dengan anak kamu kala usianya satu hingga tujuh tahun. Berseronok dengan mereka, bergurau hingga naik atas belakang pun tak apa. Jika suka geletek, kejar atau usik anak asalkan hubungan rapat. Lepas tujuh hingga 14 tahun kita didik dan ajar, kalau salah pukullah dia (sebagai pengajaran)”
4) Mulakanlah hidup anak anda dengan nama panggilan yang baik. Nama panggilan yang kurang baik akan menyebabkan anak anda malu dan merasa rendah diri. (Dalam Islam sendiri nama panggilan yang baik adalah digalakkan).
5) Berikan anak anda pelukkan setiap hari (Kajian menunjukkan anak yang dipeluk setiap hari akan mempunyai kekuatan IQ yg lebih kuat daripada anak yang jarang dipeluk)
6) Pandanglah anak anda dengan pandangan kasih sayang (Pandangan ini akan membuatkan anak anda lebih yakin diri apabila berhadapan dengan persekitaran)
7) Berikan peneguhan setiap kali anak anda berbuat kebaikan (Berilah pujian, pelukkan, ciuman, hadiah ataupun sekurang-kurangnya senyuman untuk setiap kebaikan yang dilakukannya).
8) Janganlah mengharapkan anak anda yang belum matang itu melakukan sesuatu perbuatan baik secara berterusan, mereka hanya kanak-kanak yang sedang berkembang. Perkembangan mereka buatkan mereka ingin mengalami setiap perkaratermasuklah berbuat silap.
9) Apabila anda berhadapan dengan masalah kerja dan keluarga,pilihlah keluarga (Seorang penulis menyatakan anak-anak terus membesar. Masa itu terus berlalu dan tak akan kembali).
10) Di dalam membesarkan dan mendidik anak-anak, janganlah tuan/puan mengeluh. Keluhan akan membuatkan anak-anak merasakan diri mereka beban.
11) Dengarlah cerita anak anda, cerita itu tak akan dapat anda dengari lagi pada masa akan datang. Tunggu giliran anda untuk bercakap (Ini akan mengajar anak anda tentang giliran untuk bercakap)
12) Tenangkan anak anda setiap kali mereka memerlukannya.
13) Tunjukkan kepada anak anda bagaimana cara untuk menenangkan diri. Mereka akan menirunya.
14) Buatkan sedikit persediaan untuk anak-anak menyambut harijadinya. Sediakanlah hadiah harijadi yang unik walaupun harganya murah. Keunikan akan membuatkan anak anda belajar menghargai. (Anak2 yg dtg daripada persekitaran yang menghargai akan belajar menghargai orang lain).
15) Kemungkinan anak kita menerima pengajaran bukan pada kali pertama belajar. Mereka mungkin memerlukan kita mengajar mereka lebih daripada sekali.
16) Luangkanlah masa bersama anak anda diluar rumah, peganglah tangan anak-anak apabila anda berjalan dengan mereka. Mereka tentu akan merasa kepentingan kehadiran mereka dalam kehidupan anda suami isteri.



17) Dengarlah mimpi ngeri anak-anak anda. Mimpi ngeri mereka adalah begitu real dalam dunia mereka.
18) Hargailah permainan kesayangan anak anda. Mereka juga dalam masa yang sama akan menghargai barang-barang kesayangan anda. Elakkan daripada membuang barang kesayangan mereka walaupun sudah rosak. Mintalah kebenaran mereka sebelum berbuat demikian.
19) Janganlah membiarkan anak-anak anda tidur tanpa ciuman selamat malam,
20) Terimalah yang kadangkala anda bukanlah ibubapa yang sempurna. Ini akan mengurangkan stress menjadi ibu bapa.
21) Jangan selalu membawa bebanan kerja pejabat ke rumah. Anak-anak akan belajar bahawa kerja pejabat selalunya lebih penting daripada keluarga.
22) Anak menangis untuk melegakan keresahan mereka tetapi kadangkala cuma untuk sound effect sahaja. Bagaimanapun dengarilah mereka, dua puluh tahun dari sekarang anda pula yang akan menangis apabila rumah mula terasa sunyi. Anak-anak anda mula sibuk mendengar tangisan anak mereka sendiri.
“Anak- Anak ibarat kain putih. Ibu bapa lah yang mencorakkannya menjadi yahudi, nasrani atau majusi

Saturday, May 18, 2013

Kalau nak marah pada Suami..ku tahan,,,kerana.....

 
Suatu hari, dua orang wanita yang bersahabat saling bertemu dan bertukar cerita. Salah satu dari mereka lalu mengungkapkan rasa penasarannya bahwa sahabatnya terlihat sangat jarang sekali marah kepada sang suami, atas bagaimanapun perlakuan yang diterimanya.
Lalu sang sahabat berkata….
Ketika kemarahan itu sudah sampai diubun- ubun, lalu aku masih menahannya dan mencoba tetap mendidik diriku untuk tetap menginga, betapa jasanya yang dalam himpitan kesusahan, lelah dan penat, dia berusaha mencukupi nafkah untuk aku dan keluargaku. Dan tidak jarang pula, akhirnya dia melupakan perawatan atas dirinya sendiri.
Aku seperti halnya kamu, adalah seorang wanita yang diciptakan lebih lemah dari pada lelaki. Dan saat kelemahanku itu hadir dan mengusik mereka, seribu satu kemakluman beliau hadirkan untuk tetap mengerti kekuranganku sebagai wanita.
Terkadang keegoisan kami sama- sama datang, namun naluri mengalahnya atas perempuan manja yaitu aku, akan segera dimunculkan olehnya. Direngkuhnya aku dan terucaplah perkataan maaf. Dan, dari disanalah perdamaian kami tercipta. Dan kamipun semakin bertambah mesra.
Tapi….
Tidak jarang pula, ketika rasa “keunggulannya” sebagai lelaki hadir dan membuatnya sedikit terbawa dalam ego, hal itu memang membuatku sedikit sakit hati, yah aku kan hanya manusia. Namun kesempatan itu tidak aku sia- siakan, aku tata batinku sedemikian rupa sehingga aku terlihat menyenangkannya dalam luasnya hatiku menerimanya. Aku yakin, Allah yang Maha melihat akan lebih ridho kepadaku saat itu.
Saat tiada teman berbagi, dialah yang menyediakan pundaknya yang kuat untukku menangis. Kekuatan pikiran dalam logisnya dia berpikir, yang jelas- jelas memang lebih kuat dari pada aku, akhirnya memberi ruang bagiku sejenak untuk merasa nyaman dan terlindungi. Sekuat- kuatnya wanita didunia ini, tapi sesuai dengan fitrahnya, wanita tetap dan pasti akan merasa butuh diayomi oleh laki- laki.
Rasanya tiada teman yang paling pantas aku akrabi selain suamiku. Dan memang sebagai manusia biasa, dia tidak akan lepas dari kekurangan, seperti halnya aku. Lalu setelah semua itu aku sadari, untuk alasan apalagi aku harus menuntutnya menjadi sempurna? Dan dalam keterbatasan serta kekurangannya sebagai manusia, masih pantaskah aku menuntutnya untuk harus selalu berlaku dan memberi lebih kepadaku?
Dan bukan berarti aku merendahkan diriku sendiri atasnya, namun… dengan kalimatku ini, aku mencoba sadar diri, betapa aku mempunyai banyak kekurangan sebagai wanita. Dan dia tetap memilih aku, dan memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu hidupnya denganku, membimbing, mengayomi, dan menafkahi aku. Lalu… berilah aku satu alasan, dari celah mana aku bisa tetap beralasan untuk tidak bisa menahan lidahku atas suamiku?
Dengan menahan kemarahanku padanya, insyaAllah akan memberi gambaran jelas tentang diriku, istrinya, yang sebenar- benarnya. Jika aku selama ini belum dapat membuatnya bangga, mungkin saat inilah yang tepat bagiku mengukir kenangan yang dapat membanggakannya. Membuatnya bangga bahwa aku adalah istri yang dapat tetap mengertinya, bahkan dalam keadaan marah sekalipun. Setelah itu, aku yakin dia akan berkata pada hatinya, bahwa dia bersyukur telah meletakkan pilihan atas separoh hidupnya kepadaku.
Dan apakah kau tahu, bahwa suamiku adalah ladang amal yang InsyaAllah akan membawa ku kepada surga Allah yang abadi. Keridhoannya adalah kunci pembuka pintunya, dan mengalah sedikit bukan berarti menjadi budaknya, namun sikap sabar itu yang justru akan memuliakan kita dihadapannya.
Maka, aku belajar untuk tidak merelakan hidup dan hatiku diatur oleh rasa. Rasa amarah, rasa benci, dan apapun yang justru akan membelokkan fokusku dari menghimpun pahala dari sang maha kuasa. Maka dari itu pula, aku ingin mencintai suamiku karena Allah. Hanya karena Allah saja. Jadi setiap kali aku marah kepadanya, aku akan kembali mengingat Allah dan mengingatnya hanya sebatas manusia yang penuh dengan kekurangan, seperti halnya aku. Hal itu yang menjauhkanku dari penghakiman apapun atas suamiku. Setelah itu, betapa hanya keteduhan yang akhirnya memenuhi hatiku, dan hilanglah amarahku.

Tujuh Perjalanan Nabi Mus



1. Safarul Ghadhab

Perjalanan Ghazab atau perjalanan kerana murka, adalah perjalanan Musa as. ketika beliau dihanyutkan oleh ibunya ke dalam sungai, kerana takut kemurkaan Fir’un.

Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susukanlah dia, dan apabila kamu khuatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan janganlah kamu bimbang dan jangan pula bersedih hati, kerana sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang daripada Rasul.”

(Al-Qashash: 7)

2. Safarul Harab

Safarul Harab adalah perjalanan Nabi Musa ketika melarikan diri dari Mesir ke Madyan.
Firman Allah SWT bermaksud: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan kebimbangan, dia berdoa: Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu. Dan Tatkala ia menghadap kejurusan negeri Madyan ia berdoa lagi: Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.”
(Al-Qashash: 21-22)

3. Safarul Thalab

Safarul Thalab adalah perjalanan menuntut sesuatu. Merupakan perjalanan Nabi Musa ketika pulang dari negeri Madyan dan beliau memerlukan api. Kemudia beliau melihat cahaya api, maka dihampirinya.

Firman Allah SWT berbunyi: “Maka Tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnya api di kaki gunung, ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan.”

(Al-Qashash: 29)

4. Safarus Sabab

Safarus Sabab adalah perjalanan yang disebabkan sesuatu. Iaitu perjalanan Musa as. keluar dari Mesir menuju Sungai Nil dikejar oleh Fir’un berserta tenteranya. Perjalanan itu jugalah yang menjadi sebab kebinasaan Fira’un.

Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain.”

(Asy-Syu’ara: 65-66)

5. Safarul ‘Ujub

Safarul Ujub iaitu perjalanan ujub, yang merupakan perjalanan Musa as. bersama kaumnya ketika tersesat di hutan belantara selama 40 tahun. Mereka diberi Allah makanan berupa ‘manna’ dan ‘salwa’ dan dikeluarkan oleh Allah air dari batu-batu untuk minuman mereka.

Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu ‘manna’ dan ‘salwa.’ makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu.”

(Al-Baqarah: 57)

Firman Allah SWT lagi yang bermaksud: “Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Makan dan minumlah rezeki yang diberikan oleh Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerosakan.”

(Al-Baqarah: 60)

Diceritakan bahawa kaum Nabi Musa as. yang ikut bersamanya di hutan belantara itu berjumlah tujuh puluh ribu orang. Mereka semua terdiri daripada 12 kaum.

Firman Allah SWT bermaksud: “Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku atau kaum yang masing-masing suku mempunyai jumlah yang ramai dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka ‘manna dan salwa’. Kami berfirman: “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu.” Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri.”

(Al-A’raaf: 160)

6. Safarul Adab

Safarul Adab adalah perjalanan pendidikan, iaitu perjalanan Nabi Musa ke tepi sungai untuk berjumpa dengan Khidir as.

Firman Allah SWT bermaksud: “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun. Maka Tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lupa akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka Tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: “Bawalah kemari makanan itu, sesungguhnya kita telah merasa letih kerana perjalanan kita ini. Muridnya menjawab: Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali. Musa berkata: “Itulah tempat yang kita cari. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khaidir: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.”

(Al-Kahfi: 60-66)

7. Safarut Tharbi

Safarut Tharbi adalah perjalanan suka cita, iaitu perjalanan Nabi Musa ke Bukit Thursina untuk bermunajat kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT bermaksud: “Dan Tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan…”

(Al-A’raaf: 143)

Nabi Musa as. pergi ke Gunung Thursina

Nabi Musa as. pergi ke Gunung Thursina pada hari Isnin. Sesuai dengan firman Allah yang dijelaskan dalam Al-Quran:

“Dan Tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada-Mu.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya, nescaya kamu dapat melihat-Ku.” Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka Setelah Musa sedar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman.”

(Al-A’raaf: 14

Tak ada apa yang hendak dikata..




Hari ini entah mengapa,terasa dunia ini terlalu sepi,terlalu sunyi..lalu ku menjelujuri alam..memang itulah lumrahnya..ada malam ada siang..ada bintang ada kelam..ada mentari ada suram..aduh..kenapa begini..

Thursday, May 16, 2013

Masjid Pertama Di Sweden Dapat Kebenaran Laungkan Azan Solat Jumaa



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

Masjid Fittja.
Sebuah masjid di pinggir bandar Stockholm mencatat sejarah di Sweden setelah dibenarkan untuk melaungkan azan Solat Jumaat menggunakan pembesar suara di menara Masjid Fittja, sekali gus menjadi masjid pertama di Sweden untuk berbuat demikian.
Pada akhir bulan Mac 2013 lalu, suatu majlis Datuk Bandar di Sweden buat pertama kalinya telah meluluskan laungan azan umat Islam dari masjid di pinggir Fittja, sebahagian daripada perbandaran Botkyrka itu setelah diberi kebenaran oleh pihak polis Stockholm.
Dilaporkan mesyuarat dalam Majlis Perbandaran Botkyrka tentang azan telah menyebabkan berlaku ketegangan. Tiga ahli kanan Demokrat Sweden (SD) menentang kelulusan dengan mendakwa bahawa ia akan membawa kepada propaganda Islam. Walau bagaimanapun, majoriti majlis bersetuju untuk meluluskan laungan azan tersebut kerana ia adalah bagi memenuhi hak asasi manusia.
Pihak pengurusan masjid dapat memenuhi syarat yang diperlukan seperti memaklumkannya terlebih dahulu kepada penduduk yang tinggal 1 km sekitar sebelum pembesar suara digunakan dan tiada tentangan daripada penduduk sekitar.
Ketua Persatuan Islam Turki di Botkyrka, Ismail Okur menyuarakan rasa gembira dan bersyukur selepas pihak berkuasa Sweden memberi kebenaran tersebut walaupun Masjid Fittja hanya dibenarkan melaungkan azan pada setiap hari Jumaat dalam tempoh tiga minit hingga lima minit antara pukul 12 tengah hari hingga 1 petang.
Imam Ismail turut menyatakan bahawa Botkyrka merupakan daerah yang sebahagian besarnya dihuni oleh umat Muslim dan Masjid Fittja adalah satunya masjid di Sweden yang memiliki menara dan pihaknya telah lama berusaha meminta kebenaran untuk melaungkan azan Solat Jumaat menggunakan pembesar suara di masjid Fittja.
Masjid Fittja Grand yang mempunyai kira-kira 1,500 ahli jemaah telah dibina pada tahun 2007 dengan bantuan kewangan daripada Direktorat Hal Ehwal Agama Turki (DIB) dan dermawan di Sweden.
Sumber : AFP, TT Agency dan Anadolu Agency

Wednesday, May 8, 2013

JALAN TAKWA JALAN SEJAHTERA,,,,,,,MENUJU BAHAGIA>>>>

 
Untuk kebahagiaanDSunia dan Akhirat...raihlah takwa dengan melakukan perkara berikut...
1. MU’AHADAH (Ingat Perjanjian)
Dalilnya :

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkansumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. An-Nahl s19 a91

Sesungguhnya kita semasa di alam roh telah berjanji dengan Allah swt bahawa kita akan mengiktiraf Allah swt sebagai tuhan kita dan memenuhi hak-hak Nya sebagai seorang tuhan. Manusia yang melupakan janjinya padaNYa pastilah tidak akan hidup di atas bumi ini mengikut suruhannya dan meninggalkan larangannya. Dengan selalu merasa mu’ahadah, maka manusia akan sentiasa mengingati perjanjian itu seterusnya berusaha bersungguh untuk memenuhi janjinya itu. Seperti seorang peminjam wang dari bank, apabila teringatkan bahawa ia berhutang , maka cukup waktunya ia akan membayar kembali akan hutangnya itu. Maka, perasaan teringatkan bahawa ia berhutang bolehlah di ibaratkan seumpama mu’ahadah. Sekiranya ia terlupa akan hutangnya, bagaimana mungkin ia akan memenuhi perjanjian ia dengan bank itu?

Seorang pelajar yang cemerlang, menjadi cemerlang kerana a ingat kan janjinya pada ibubapanya yang ia akan belajar bersungguh-sungguh dan dengan itu ia kan menjadi seorang pelajar yang cemerlang.

Kafiat atau cara untuk merasa mu’ahadah ialah seseorang itu mengasingkankan dirinya seorang diri, lantas ia cuba untuk berkata pada dirinya, wahai diri kamu telah berjanji pada tuhanmu ketika kamu masih di alam roh, bahkan seharian kamu mengulangi janji kamu itu ketika membaca doa iftitah, membaca Al- Fatihah dan lain- lain lagi , maka berusahalah sedaya upaya untuk memenuhi janji itu. Sesungguhnya solatku, hidupku dan matiku hanyalah kerana Allah swt. Dan engkaulah yang kami sembah dan kepada engkaulah kami meminta pertolongan. Apakah perjanjiannya itu hanya sekadar lafaz di mulut tetapi tidak dilaksanakan dalam tindak tanduknya?

Ulama hiraki telah menyatakan seseorang yang memperingati perjanjian dengan rabbnya, maka memperingati perjanjian itu akan menjadi satu tenaga / motivasi untuk meggerakkan keimanannya, perasaannya, fikirannya dan tubuh badannya untuk menjadikan dirinya insan yang rabbani. Dan moga-moga dengan sentiasa merasai mu’ahadah ini, Allah swt kan mengurniakan ketakwaan kepada dirinya.Insya Allah.

2. MURAQABAH ( Merasa kehadiran Allah swt )

Dalilnya :

Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang) As-Syura s26 a218

dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. As-Syura s26 a29

Nabi saw apabila ditanya oleh malaikat Jibril apakah itu ehsan,baginda menjawab engkau menyembah Allah swt seolah olah engkau melihatNya, jika engau tidak dapat merasa begitu , maka ketahuilah Allah swt sentiasa melihat kamu _ hadis riwayat muslim

Seorang manusia yang tidak merasa kehadiran tuhannya, maka bagaimanakah ia akan merasa dirinya sentiasa diperhatikan? Kita lihat lagi semasa kesesakan lalulintas sekiranya di waktu itu ketiadaan polis trafik, kebanyakkan pengguna jalanraya tidak akan mematuhi undang- undang yang telah ditetapkan. Tetapi dengan kehadirannya akan membuatkan pengguna takut untuk melanggar undang- undang yang telah ditetapkan.

Kafiat untuk merasa muraqabah ialah mengamati dirinya di awal dan ditengah sesuatu pekerjaan atau amal. Apakah tujuaanya amalnya itu? Adakah untuk mendapat pujian manusia atau ingin menjadi mashyur?

Semestinya sebab utama pelaksanaan amal itu mestilah semata- mata untuk mendapat keredhaan Allah swt. Sekirannya ia melaksanakan sesuatu amal itu kerana manusia , maka ia dikira telah melakukan sesuatu kesyirikan kepada Allah swt.

Kita lihat sebuah hadis yang ulung : segala amal itu dengan niat , dan seorang itu mendapat apa yang diniatkan.Barangsiapa yang berhijrah kerana Allah dan rasulnya, maka hijrah itu adalah untuk Allah dan rasulnya.

Jika diamati kandungan hadis yang ulung ini, maka sesorang yang melakukan sebarang pekerjaan tidak akan merasa dukacita lantaran kerana apa yang dilakukan adalah semata- mata kerana Allah swt. Cuba lihat contoh yang diberikan ini:

” Seorang ibubapa dianugerahkan anak, maka ia membesarkan anak itu dengan segala haknya, ia memberikan tempat tinggal yang baik., wang belanja yang cukup dan pelajaran yang tertinggi kepada anaknya itu dengan niat /harapan ia mampu menumpang kesenangan anaknya satu ketika nanti. Tiba –tiba apabila anaknya telah berjaya, ia langsung diabaikan oleh anaknya padahal niatnya adalah untuk menumpang kesenangan anaknya. Maka gambarkanlah perasaan kedua ibubapa tersebut !

Tetapi sekiranya pada awal lagi, niatnya untuk membesarkan anaknya hanyalah kerana mengharap redha Allah swt, maka apabila ia diaabaikan maka ia tidak merasa dukacita keran ia telah menjalankan tanggungjawabnya sebagai ibubapa. Bahkan ketika di akhirat kelak ia dengan yakinnya menjawab bahawa tanggungjawabnya telah dilaksanakan sebaik mungkin. Dia tidak bertanggungjawab terhadap pengabaian anaknya terhadap dirinya. Itu adalah di antara anaknya dan Allah swt. Ia tetap merasa syukur kerana ia telah melaksanakan tugasnya sebaik mungkin hanyalah untuk mencari redha Allah swt. Sebab itu setiap ibadah khusus seperti sembahyang, puasa dan lain rukun utamanya adalah niat kerana Allah swt semata mata.

Maka kepentingan amal yang lainnya yang datang selepas dari tujuaan yang utama tersebut.
Ada beberapa jenis murakabah:

  1.  Murakabah ketika melakukan ketaatan, hasilnya _ikhlas, khusuk, teliti dl
  2.  Murakabah ketika meninggalkan larangan, hasilnya bertaubat nasuha, menyesal akan dosa-dosa lalu bahkan dosa – dosa masa depan, berusaha bersungguh – sungguh untuk tidak mengulanginya. Melakukan amalan sunat untuk menampung kekuranganya itu.
  3.  Murakabah ketika melakukan perkara harus / nikmat. Hasinya bersederhan, tidak membazir, merasa cukup dengan apa yang ada (bukan pemalas)
  4.  Murakabah ketika ditimpa musibah hasilnya terima, rela dan bersabar / tidak menyalahkan takdir.
3. MUHASABAH ( Melihat,menilai,memerhati kehidupan yang telah dilalui)

Dalilnya :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al Hasyr s59 a18

Orang beriman diperintahkan oleh Allah swt supaya memilih waktu yang mana ianya digunakan untuk memerhatikkan amalannya sepanjang hari. Apakah ia telah melakukan apa yang diperintahkan ataupun apakah ia telah meninggalkan larangan-larangan Allah swt. Walupun detik atau masa yang diambil itu mungkin tidak lebih dari setengah jam dari jumlah masanya yang Allah swt kurniakan selama 24 jam sehari kepadanya, namun ianya cukup berharga untuk menentukkan tindakan hidupnya yang seterusnya. Ia merenung dan memikirkan dimanakah kekurangan, pengabaian dan maksiat atau dosa yang telah ia lakukan sepanjang hari?

Kadangkala berfikir itu lebih utama dari beramal seribu tahun, bahkan di dalam Al- Quran seringkali kita temui perkataan ”tatafakkarun, yatafakkarun ” yang membawa maksud yang berkaitan dengan berfikir. Disebabkan untuk berfikirlah, Allah swt mengurniakan akal kepada manusia. Dan berakal itu adalah salah satu rukun yang penting di dalam islam untuk Allah SWT mengtaklifkan sesuatu kepada manusia.

Sekiranya seseorang yang beriman itu tidak mempunyai ”countermeasure” di dalam hidupnya bagaimanakah ia hendak memperbaiki dirinya. Dia kan sering mengatakan pada dirinya bahawa ia telah melakukan banyak kebaikkan di dalam hidupnya namun kiranya ia menyelidikki keadaan itu boleh menjadi sebaliknya.

Orang yang cerdik di dalam hidupnya ialah mereka yang selalu menghisab, memperbaiki amalan hidupnya dan menambah amalan – amalan solehnya, hasil dari muhasabah terhadap dirinya. Sementara orang yang rugi ialah mereka yang terus bermaksiat sehingga sampai ajalnya kerana ia tidak pernah memperuntukkan masa untuk menilai dirinya.

Hakikat muhasabah itu bolehlah diumpamakan seperti seorang peniaga yang mesti meneliti perniagaannya, mengira modalnya, untungnya dan ruginya . Hasil dari penelitian itulah ia akan mengetahui akan untung ruginya perniagaannya dan mencorak langkah yang wajar diambilnya.

4. MUAQABAH ( Menghukum diri )

Dalilnya :

”Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal,supaya kamu bertakwa”. Al-Baqarah s2 a179

Seperti yang kita fahami qishaash adalah salah satu bentuk hukuman yang di kenakan atas kesalahan/ jenayah yang dilakukan oleh manusia. Ini adalah bertujuan untuk mencegah agar manusia itu takut untuk melakukan kesalah / jenayah seterusnya menjamin agar kehidupan manusia itu dilindungi. Kadangkala apabila pelajar itu melakukan sesuatu kesalahan maka gurunya akan menghukum pelajar itu supaya ia sedar dan kesalahannya dan takut serta cuba bersungguh untuk tidak melakukan kesilapan itu lagi.

Maka pengertian muaqabah bolehlah dikatakan sebagai hukuman tuan empunya diri keatas dirinya sendiri sekiranya ia melakukan maksiat bahkan jika ia meningglkan kebaikan yang biasa ia lakukan , ia akan menentukkan hukuman keatas dirinya sendiri, dengan itu ia tidak kan kekal dalam kemaksiatan ataupun bersungguh- sungguh untuk kekal melakukan kebaikkan dan takut akan hukuman itu sekiranya ia lalai dan malas sebelum ia dihukum oleh Allah swt di hari penghisaban kelak.

Di dalam hidup ini, perasaan takut adalah sesuatu keperluan manusia itu sendiri. Cuba kita bayangkan sekiranya anak- anak kita langsung tidak mempunyai perasaan takut terhadap ibubapanya? Bagaimanakah corak kehidupan anak itu?

Kita lihat contoh ini lagi, di dalam bidang apapun seseorang yang cemerlang ialah mereka yang mempunyai displin yang tinggi. Dalam bidang sukan, juara dunia ialah mereka yang mempunyai tahap displin yang tinggi. Mereka rela dihukum oleh jurulatih asalkan ia membawa kepada kebaikkan walupun pada mulanya hukuman itu kadangkala menyakitkan dirinya sendiri.

Disebabkan perkara kesukaran, keperitan dan kepedihan, maka Al – Quran memberi gambaran bahawa disebalik kesukaran itu ada kesenangan. Oleh itu orang-orang yang beriman lebih rela hidup ”susah” di dunia yang sementara ini ( paling lama 60 -75 tahun ) daripada ”susah ” diakhirat selama – lamanya.Biarlah di dunia ini ia mendera dirinya sendiri daripada diderai oleh yang Tuhannya diakhirat kelak.
( susah di dunia bukanlah membawa maksud miskin , merempat, meminta, kotor dan lain-lain keadaan yang negatif. Ia membawa maksud yang lebih mendalam. Mendera di sini juga bukanlah ia membinasakan dirinya sendiri)

5. MUJAHADAH ( Bersungguh- sungguh )

Dalilnya :

”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” Al- Ankabut s29 a69

Mereka yang bersungguh untuk mencari keredhaan Allah swt, maka Allah akan menunjukki jalan dan adalah golongan yang membuat kebaikan.

Ini adalah satu sikap yang mana walaupun seseorang itu berada di dalam kemalasan, kepenatan dan lain lain keadaan, ia tetap melakukan amalan- amalan kebaikkan. Dan juga telah bertahun lamanya ia membuat kebaikkan ia tetap jua melakukan kebaikkan dengan kadar yang terbaik. Sekiranya tiada sifat ini, maka akan berlakulah pengabaian dari segi masa, umur tindak tanduknya.