Monday, May 23, 2011

Guru!!!!!!! Membaca dan Menulislah............


Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas bangsa adalah pendidikan. Pada saat ini dunia penidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi
           Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh minat baca dan menulis masyarakat. Melalui membaca dan menulis cakrawala pengetahuan akan berkembang bahkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia membaca dan menulis merupakan kegiatan yang produktif serta bersifat relasional. Sayangnya masyarakat Indonesia belum mempunyai minat baca dan menulis yang tinggi. Minat baca dan menulis ini bukanlah sesuatu yang bersifat spontan atau bahkan bakat. Minat baca dan menulis lebih dipengaruhi karena kebiasaan dan latihan. Kebiasaan dan latihan ini dapat dilakukan di lingkungan pendidikan, khususnya pendidikan formal karena pendidikan formal lebih terstruktur sehingga perkembangan peserta didik dapat terpantau. Dalam hal ini guru-lah yang paling berperan dalam membiasakan dan melatih peserta didik untuk membaca dan menulis.
Membaca dan Menulis bagi Guru

Pada kenyataannya peran membiasakan dan melatih peserta didik tidak dapat dilaksanakan secara optimal oleh guru. Banyak hal yang menjadi alasannnya, seperti
  1. guru tidak memahami
  2. guru mengetahui tapi tidak mampu
  3. guru tidak dapat menjelaskan manfaat membaca dan menulis

  1. Guru tidak mengetahui
Terkadang ada guru yang lebih menekankan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) pada pengetahuan teori karena tidak memahami tuntutan kurikulum padahal membaca dan menulis merupakan ketrampilan yang harus pembimbingan. Hal inilah yang sering membuat ketrampilan membaca dan menulis peserta didik tidak terasah  dengan baik. Hendaknya diadakan pemantauan dari MGMP maupun monitoring serta evaluasai dari dinas terkait untuk mengetahui eksekusi di lapangan pelaksanaan kurikulum
  1. Guru mengetahui tapi tidak mampu
Ada pula guru yang mengetahui bahwa membaca dan menulis merupakan ketrampilan yang harus dilatih serta dibiasakan keapada peserta didik. Akan tetapi dari sisi kemampuan guru tidak atau belum mampu, ini dikarenakan guru tidak mempunyai ketrampilan membaca dan menulis. Padahal jika guru tidak mempunyai ketrampilan membaca dan menulis maka KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar) membaca dan menulis akan seperti sebuah siksaan  karena guru menyuruh peserta didik melakukan hal yang tidak ia lakukan. Inipun akan menjadi bumerang bagi guru manakala siswa membutuhkan suatu contoh dari guru.
Seperti yang disampaikan di awal tulisan ini bahwasanya membaca dan menulis merupakan kegiatan produktif yang relasional sehingga jika ingin memupuk ketrampilan menulis kita harus lebih banyak membaca. Melalui kegiatan membaca kita akan mempunyai banyak informasi dan pengetahuan yang dapat diolah yang nantinya melahirkan gagasan untuk kemudian ditulis.
Memang awalnya akan terasa sulit tapi insyallah semakin membiasakan membaca dan berlatih menulis maka ketrampilan membaca dan menulis akan diperoleh. Selain itu semangat untuk mengasah dua ketrampilan ini juga perlu dijaga.
  1. guru tidak dapat menjelaskan manfaat membaca dan menulis
Sepertinya penjelasan manfaat membaca dan menulis ini sederhana tetapi berdasarkan pengalaman diajar dan mengajar, biasanya guru kurang dapat meyakinkan peserta didik akan pentingnya membaca dan menulis sehingga peserta didik kurang apresiasi terhadap materi yang kan diajarkan. Tentu saja hal ini akan berbeda jika peserta didik memang sudah mempunyai kegemaran membaca dan menulis sehingga guru lebih mdah menerangkan materi.
Dalam buku Quantum Teaching (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki) dituliskan bahwa untuk membangkitkan semangat dan apresiasi peserta didik terrhadap materi yang akan diajarkan guru harus menerapkan metode AMBAK (Apa manfaatnya bagiku) dengan demikian peserta didik akan memberikan perhatian dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar). Sudah menjadi imej mata pelajaran BSI (Bahasa dan Sastra Indonesia) di mata peserta didik  bahwasanya pelajaran ini masih terbatas di teori sedangkan pada aplikasinya mereka kurang dapat merasakan manfaatnya.
Guru, membaca dan menulislah!
         Sebelum mengajar biasanya dan seharusnya guru menyiapkan dulu bahan ajar yang akan digunakan dalam memberikan materi pelajaran. Karenannya guru akan merumuskan materi, rumusan materi ini akan lebih terstruktur dan tertata rapi jika guru membaca hal-hal yang terkait dengan materi sehingga pengetahuannya luas lalu menuliskannya. Sebuah keniscayaan ketika rumusan-rumusan materi ini nantinya dapat melahirkan sebuah buku. Apalagi jika banyak didukung oleh berbagai macam teori dan pengetahuan yang didapat dari membaca maka akan semakin menambah kelengkapan materi. Terlebih saat ini materi yang diajarkan berbasis daerah sehingga guru dapat menggali potensi daerah masing-masing atau justru berbasis informasi global sehingga peserta didik berkesempatan mengikuti perkembangan iptek.
           

No comments:

Post a Comment