Sunday, August 7, 2016




Sesekali dalam dakapan desa nyaman
menikmati indahnya alam
dan kemesraan
terasa sejuknya sungai yang mengalir
anak ikan yang girang
dan beburung yang terbangbunga bunga terbiar liar yang memukaubayu senja yang sering menyapaterbayang teman yang membawa pelita berbalut upeh
mengaji saban malam
dan guru yang tekun tanpa upah
gembiranya apabila sampai Lam Yakunillazi...
pulut kuning bagai naik kelas..
wau dan gasing yang menunjukan keperkasaan
selambut dan cokok menandakan keayuan
adalah untaian kehidupan
mendewasakan pedalaman
Syahdu malam dengan bulan yang sentiasa tersenyum
Bintang yang setia dan kejora sebagai lambang percintaan
burung hantu yang membuat aku takut
pada mata dan suara
sawah yang dulu telah tiada
dimana aku dan teman menangkap haruan
ikan keli yang sering menyengat
masih tersergam pusu besar dihujung sawah
disitu tempat kami melihat lembu dan kerbau berteberukan
menanduk berdarah dan lari
hari ini tidak dapat kami saksikan lagi
yang ada cuma maknusia yang membunuh sesama sendiri
yang ada cuma maknusia yang bertelagah sesama sendiri
lalu darah bersimbah dibawah bangunan runtuh
gadis comel pujaan hatiku
yang sering malu tersipu
syair dan pantun menjadi lagu
kini sudah tiada..
berubah menjadi lagu
senyum dan sipu pun hilang
kaki dan betis pun bergoncang
Bertemu bekas kekasih
Aku jadi malu dan Dia tersipu
dalam dewasa dari mata dapat kami rasakan
betapa janji itu cuma kata kata
dibawa laju dek angin salju
sesekali pulang kedesa
kedamaian sudah hilang
gambar yang lalu sudah usang
lagu yang dulu telah hilang

No comments:

Post a Comment