Wednesday, July 18, 2012

6 RASA TAKUT YANG MESTI ADA


1. Ada yang takut meninggal sebelum bertaubat.



2. Ada yang takut diuji dengan nikmat.


3. Ada yang takut hilang sifat istiqamah.


4. Ada yang takut su’ul khatimah.


5. Ada yang takut dahsyatnya berdiri di hadapan Allah swt.


6. Ada yang takut dihijab tidak dapat melihat wajah Allah swt di akhirat nanti.
Inilah tingkatan takut para ‘aarifiin’ kerana perasaan takutnya murni kepada kehebatan dan keagungan Allah swt sebagaimana firman-Nya :


“Dan Allah mempertakuti kamu dengan diri-Nya.” (QS Ali Imran : 30)


Di antara mereka ada Abu Darda’ ra yang berkata:


“Tidak seorangpun yang merasa aman dari gangguan syaitan terhadap imannya saat kematiannya.”


Begitu juga dengan Sufyan Ats-Tsauriy ketika saat wafatnya menangis, maka berkata seseorang:


“Ya Aba Abdullah! Apakah kamu mempunyai banyak dosa?”


Maka Sufyan mengambil segenggam tanah dan berkata:
“Demi Allah, dosaku lebih ringan dari ini, tetapi aku takut diganggu imanku sebelum kematianku.”


Ada pula seorang Nabi yang mengadu kelaparan dan kekurangan pakaiannya kepada Allah swt, maka Allah swt mewahyukan padanya:


“Wahai hambaku, apakah engkau tidak ridha bahwa aku telah melindungi hatimu dari kekafiran selama-lamanya sehingga engkau meminta dunia kepada-Ku?”


Maka Nabi tadi mengambil segenggam tanah lalu menaburkannya di atas kepalanya (kerana rasa syukurnya) sambil berkata:


“Demi Allah, aku telah ridha ya Allah, maka lindungilah aku dari kekafiran.”


Keutamaan rasa takut disebutkan dalam hadits Nabi saw :


“Berfirman Allah swt : Demi Keagungan dan Kekuasaan-Ku tidak mungkin berkumpul dua rasa takut dalam diri hambaku dan tidak akan berkumpul dua rasa aman. Jika ia merasa aman padaKu di dunia maka akan aku buat ia takut di hari kiamat, dan jika ia takut padaKu di dunia maka ia akan aman di akhirat.” (HR Ibnu Hibban)

BEBERAPA CONTOH SIFAT RASA TAKUT


PERTAMA : Takutnya para Malaikat :
“Mereka merasa takut kepada Rabb-nya, dan mereka melakukan apa-apa yang diperintahkan Allah.” (QS An-Nahl : 50)


KEDUA : Takutnya Nabi saw
“Bahwa Nabi saw jika melihat mendung ataupun angin maka segera berubah menjadi pucat wajahnya. Berkata A’isyah ra: “Ya Rasulullah, orang-orang jika melihat mendung dan angin bergembira kerana akan datangnya hujan, maka mengapa anda cemas?” Jawab beliau saw: “Wahai A’isyah, aku tidak dapat lagi merasa aman dari azab, bukankah kaum sebelum kita ada yang diazab dengan angin dan awan mendung, dan ketika mereka melihatnya mereka berkata: Inilah hujan yang akan menyuburkan kita.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi saw, jika sedang solat, terdengar di dadanya suara desingan seperti air mendidih dalam tungku, kerana tangisannya.


KETIGA : Takutnya para sahabat radiallahuanhum :


a. Abu Bakar ra sering berkata: “Seandainya saya hanyalah buah pohon yang dimakan.”


b. Umar ra sering berkata: “Seandainya aku tidak pernah diciptakan, seandainya ibuku tidak melahirkanku.”






c. Abu ‘Ubaidah bin Jarrah ra berkata: “Seandainya aku seekor kambing yang disembelih keluargaku lalu mereka memakan habis dagingku.”


d. Berkata Imraan bin Hushain ra: “Seandainya aku menjadi debu yang ditiup angin kencang.”


KEEMPAT : Takutnya para tabi’iin :


a. Ali bin Hussein jika berwudhu untuk solat, menjadi pucat wajahnya, maka ditanyakan orang mengapa demikian? Jawabnya: “Tahukah kamu kepada siapa saya akan mengadap?”


b. Berkata Ibrahim bin ‘Isa as Syukriy: “Datang padaku seorang lelaki dari Bahrain ke dalam masjid ketika orang-orang sudah pergi, lalu kami bercerita tentang akhirat dan zikrul maut, tiba-tiba orang itu sedemikian takutnya sampai menghembuskan nafas terakhir saat itu juga.”

d. Berkata Yazid bin Mursyid: “Demi Allah seandainya Rabb-ku menyatakan akan memenjarakanku
dalam sebuah ruangan selama-lamanya maka sudah pasti aku akan menangis selamanya, maka bagaimanakah jika ia mengancamku akan memenjarakanku di dalam api?!”


Demikianlah rasa takut para malaikat, nabi-nabi, para sahabat, tabi’iin, ulama’ dan auliya’.


Maka kita sebenarnya lebih patut untuk merasa takut dibandingkan dengan mereka.


Mereka takut bukan kerana dosa melainkan kerana kesucian hati dan kesempurnaan ma’rifah, sementara kita telah dikalahkan oleh kekerasan hati dan kebodohan.


Hati yang bersih akan bergetar hanya kerana sentuhan yang kecil, sementara hati yang kotor tidak berguna baginya nasihat dan ancaman.


Ya Allah, masukkanlah rasa takut ke dalam relung hati kami yang paling dalam terhadap kehebatan dan kekuasaanMu yang mutlak dan hapuskanlah rasa takut kami kepada sesama makhluk. Berilah kesedaran kepada kami melalui rasa takut akan azabMu hingga menjadikan kami sentiasa berhati-hati untuk tidak melanggar larangan-laranganMu dan sebagai motivasi untuk kami mempertingkatkan lagi ibadah kami kepadaMu.






No comments:

Post a Comment